Satria Soedirman is SS

Sebuah konsep bisnis yang akan menjadi jawaban bagi kebutuhan Anda. Kami ingin menjadi partner bagi Anda dalam menemukan solusi masalah yang sedang Anda cari jalan keluarnya.

1st Service: Research

Layanan pertama SS berupa riset bisnis dan sosial, yaitu layanan bagi Anda para pelaku bisnis, manajerial, serta pemerhati masalah sosial yang membutuhkan partner untuk melakukan riset.

2nd Service: Retail

Layanan kedua SS berupa ritel, yaitu kami menjadi partner bagi Anda seorang produsen yang sedang membutuhkan bantuan dalam hal penjualan/distribusi produk yang telah Anda produksi.

3th Service: Event

Layanan ketiga SS berupa event, yaitu sebuah solusi bagi Anda yang membutuhkan asupan informasi dalam bentuk event atau menjadi partner bagi Anda yang ingin mengadakan event.

SS : Accelerating U Quickly

Kami memiliki komitmen untuk melayani Anda secara professional, sehingga kami berharap bahwa Anda benar-benar merasakan bahwa kami adalah seorang partner bagi solusi masalah Anda.

Mengenal Kepribadian Tipe A dan B

Mimi memiliki sifat mudah marah, senang berkompetisi dan mudah gelisah. Sebaliknya, Manu memiliki sifat yang berlawanan dengan sifat Mimi. Manu lebih tenang, kurang suka berkompetisi dan tidak mudah marah. Para ahli psikologi menyebut Mimi memiliki perilaku tipe A, sedangkan Manu memiliki perilaku tipe B. Nah, Anda cenderung mirip Mimi atau Manu?

Friedman & Ulmer (1984), dalam bukunya “Treating Type A Behavior – And Your Heart”, mengidentifikasi sebagian ciri-ciri orang dengan tipe A, sebagai berikut:
  • Mengepalkan jari dalam pembicaraan biasa
  • Menggeremetukkan gigi
  • Terobsesi berkompetisi hampir di semua aktivitas, meskipun hanya hal-hal kecil
  • Kurang rela kalah meskipun pada anak kecil
  • Ingin mendominasi dalam situasi sosial maupun bisnis
  • Mudah tersinggung dan tidak sabaran pada orang lain, terutama orang yang kontra
  • Memiliki opini yang tidak berubah
  • Terlihat kurang mampu menikmati kesuksesan orang lain
  • Mudah tersinggung hanya oleh kesalahan kecil yang dilakukan orang lain
  • Berkonsentrasi pada hal-hal yang salah dan hal-hal yang bisa menjadi salah
  • Tidak mampu menertawakan diri sendiri atau orang lain
  • Sangat bangga dengan diri sendiri
  • Berpikir bahwa orang lain tidak bisa dipercaya dan memiliki motif tersembunyi
  • Merasa kurang menyukai orang lain
  • Sering menyalahkan berbagai hal, khususnya kelompok yang besar seperti pemerintah, generasi muda, kondisi ekonomi, dan lainnya
  • Sering mengedipkan mata
  • Berbicara dengan cepat
  • Menginterupsi pembicaraan orang lain, meskipun belum selesai
  • Melakukan gerakan-gerakan dengan cepat
  • Tidak sabaran
  • Memperhatikan kecepatan aktivitas orang lain dan menyarankannya untuk memperlambat
  • Sulit untuk duduk diam tanpa melakukan apa-apa
  • Tidak nyaman untuk terus duduk di meja setelah selesai makan semua makanan
  • Mencoba berpikir atau melakukan lebih dari satu hal pada saat yang sama
Sudah tentu tidak semua ciri-ciri di atas dimiliki orang dengan tipe A, dan bisa saja sebagian cirinya dimiliki hanya dalam kadar rendah. Akan tetapi itulah sebagian ciri-ciri yang biasanya tampak pada orang-orang tipe A.

Berikut adalah sebagian ciri-ciri orang dengan tipe B:
  • Sabar
  • Jarang melihat jam
  • Pendengar yang baik
  • Menghargai kenyamanan dan keindahan
  • Tidak asyik sendiri dengan pencapaian-pencapaiannya
  • Bersifat gampangan atau easy going
  • Tidak kompetitif
  • Membagikan tugas dengan nyaman
  • Mengalokasikan waktu khusus untuk memikirkan suatu hal secara khusus
  • Bergaya kasual
  • Melakukan satu hal pada satu waktu
  • Menikmati keberhasilan yang diraih baik oleh diri sendiri maupun orang lain
  • Pembicara yang pelan
  • Tidak membiarkan diri merasa terburu-buru
  • Menikmati hadiah-hadiah
  • Senang dengan bersantai
  • Mengekspresikan kasih secara terbuka
Hm… mana tipe yang lebih cocok untuk Anda? Jika Anda masih kesulitan mengidentifikasi tipe Anda, cobalah untuk mengerjakan kuis berikut.

Petunjuk

Ingat-ingatlah perilaku yang kerap Anda lakukan setiap hari. Lalu lihatlah pernyataannya, dan perhatikan apakah cocok dengan Anda. Beri jawaban “YA” jika merasa cocok menggambarkan diri Anda dan jawaban “TIDAK” jika merasa kurang tepat dengan diri Anda.

Apakah Anda ....
  1. Menghentikan kalimat orang lain sebelum mereka menyatakan berhenti?
  2. Bergerak atau berjalan atau makan dengan cepat?
  3. Lebih menyukai ringkasannya ketimbang membaca bukunya?
  4. Menjadi tidak sabar dan marah dalam lalu lintas yang macet?
  5. Secara umum merasa kurang sabaran?
  6. Cenderung kurang mempercayai orang lain?
  7. Berusaha melakukan dua atau lebih hal pada saat yang bersamaan?
  8. Merasa bersalah jika bersantai atau berlibur?
  9. Menilai kualitas kerja Anda berdasarkan bayaran yang diperoleh, jumlah pegawai yang dimiliki atau peringkat sebagai ukuran?
  10. Menjadwalkan semakin banyak kegiatan untuk waktu yang semakin sempit?
  11. Berpikir tentang hal lain ketika sedang berbicara dengan seseorang?
  12. Menunjukkan bahasa tubuh yang gugup seperti menggeremetukkan gigi, meremas-remas telapak tangan, dan lainnya?
  13. Mengira Andalah yang lebih banyak memiliki tanggung jawab?
  14. Sangat mementingkan kata-kata dalam percakapan
  15. Sedikit terbakar ketika pelayanan yang didapatkan kurang standar?

Skoring


Jika Anda menjawab “YA” untuk 10 pernyataan atau lebih, maka Anda cenderung berperilaku tipe A. Ingatlah, kadang-kadang perilaku tipe A hanya muncul dalam kadar yang rendah.

Hati-hati

Berhati-hatilah jika Anda memiliki tipe perilaku A atau sering juga disebut kepribadian A. Penelitian yang dilakukan oleh Dr. Ray Rosenman & Dr. Meyer Friedman, dua orang ilmuwan kardiologi, menunjukkan bahwa ada kaitan erat antara perilaku dengan penyakit jantung. Mereka menganalisa ribuan orang dari usia 31 tahun sampai 59 tahun, dan menyeleksinya berdasarkan profil kepribadian; sebagian golongan tipe A dan sebagian yang lain golongan tipe B. Hasilnya, orang-orang dengan tipe A 70% lebih berisiko mengalami penyalkit jantung koroner, meskipun sebelumnya mereka tidak memiliki riwayat gangguan tersebut.

Dr. Rosenman & Dr. Friedman menduga bahwa kepribadian tipe A berasal dari perasaan tidak aman dan rendahnya harga diri. Nah, dalam masyarakat yang berbasis kompetisi, maka perasaan tidak aman mudah sekali muncul. Alhasil tujuan yang ingin dicapai sering tidak realistis dan harapannya pun sangat berlebihan. Hasilnya bisa berupa rendahnya harga diri. Agar merasa aman dan meningkatkan harga diri, maka mereka pun berusaha terus menerus meningkatkan pencapaian; berusaha lebih keras dan lebih cepat. Mereka pun bisa menjadi lebih mementingkan waktu. Tidak jarang mereka menjadi lebih agresif sekaligus kejam, yang muncul karena ketidakmampuan memenuhi ambisi.

Akan tetapi jika Anda memiliki kepribadian tipe A, tidak perlu terlalu khawatir. Penelitian yang dilakukan Universitas Duke menemukan bahwa tidak semua perilaku tipe A tidak sehat. Temuan mereka menunjukkan bahwa hanya 4 karakteristik perilaku tipe A yang sangat dekat kaitannya dengan penyakit jantung, yakni:
  1. Permusuhan
  2. Secara sinis tidak mempercayai orang lain
  3. Mudah dan sering marah
  4. Mengekspresikan marahnya secara terbuka
Jadi, waspadalah terhadap keempat perilaku itu. Meminimalkan 4 hal di atas akan membawa Anda ke kehidupan yang lebih sehat.

(Dikutip dari http://psikologi-online.com/kepribadian-anda-tipe-a-atau-tipe-b diakses tanggal 29 April 2011).

Apa Itu Penelitian

Ketika Anda mendengar atau membaca istilah “penelitian” atau “riset”, kesan seperti apa yang ditimbulkan kata tersebut bagi Anda? Apakah sebuah gambaran yang mengilutrasikan sebuah laboratorium dengan para ilmuwan yang bekerja dengan pembakar Bunsen dan pipa tes? Atau kah sebuah gambaran seorang seperti Einstein yang sedang menulis disertasi tentang sejumlah subjek rumit? Atau mungkin juga seseorang yang mengumpulkan data untuk mempelajari dampak sistem perawatan harian yang baru diperkenalkan terhadap moral karyawan? Tentu saja semua kesan tersebut mewakili aspek penelitian atau riset, namun dalam jenis penelitian yang berbeda. Penelitian, sebuah istilah yang entah bagaimana menakutkan bagi sebagian orang, adalah proses menemukan solusi masalah setelah melakukan studi yang mendalam dan menganalisis faktor situasi.

Uma Sekaran medefinisikan penelitian adalah sebagai sebuah proses penyelidikan investigasi yang terkelola, sistematis, berdasarkan data, kritis, objektif, dan ilmiah terhadap suatu masalah spesifik, yang dilakukan dengan tujuan menemukan jawaban atau solusi terkait. Intinya, penelitian memberikan informasi yang diperlukan untuk memandu peneliti mengambil keputusan yang terinformasi agar bisa memecahkan masalah secara sukses. Informasi yang diperoleh bisa berasal dari analisis mendalam terhadap yang dikumpulkan dari tangan pertama (sumber primer), atau data yang telah tersedia (data sekunder), seperti dari perusahaan, industri, arsip, dan lain-lain. Data tersebut bisa berupa data kuantitatif, yang umumnya diperoleh melalui pertanyaan terstruktur, atau berupa data kualitatif, yang dihasilkan dari jawaban yang luas terhadap pertanyaan spesifik dalam wawancara, atau dari informasi dari berbagai sumber yang telah ada sebelumnya.

Jadi, dapat dipahami bahwa penelitian mengindikasikan sebuah proses untuk menemukan jawaban atas sebuah masalah dengan langkah-langkah terentu. Inti utama yang harus kita pahami sebelum melakukan penelitian atau riset adalah masalah penelitian itu sendiri. Sebab, masalah penelitan tersebut yang akan kita cari tahu jawaban atau solusinya. Jika kita tidak paham perihal masalah penelitian, sangat tidak mungkin kita dapat melakukan penelitian atau riset itu lebih lanjut. Barulah setelah kita dapat merumuskan sebuah masalah penelitian, kita dapat melakukan langkah lebih lanjut dari proses penelitian hingga penelitian tersebut berakhir dengan dicapainya tujuan atau jawaban atas masalah yang ada.

Referensi: Uma Sekaran

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More